I Seribu gerimis menuliskan kemarau di kaca jendela Basah langit yang sampai melepaskan senja Bersama gemuruh yang dilemparkan jarum jam,...
Kadang ayahku menyerupai Jakarta yang tua. Ingin membangun, ingin membangun, ingin membangun.
Barangkali itulah telor yang kadang hilang kadang nampak di tangan tukang sulap yang kautonton sore tadi.

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com