Penyair ada kalanya lebih tolol dari petani, lebih siuman perasaan dari akalnya.
Rumah terpencil itu tidak pernah kosong. Angin berjalan mundar-mandir dengan megah di dalamnya
Kau tiba-tiba merasa terkurung terancam dan kau hanya bisa berdiri tunduk terpaku
Berapa juni saja menguncup dalam diriku dan kemudian layu yang telah hati-hati kucatat, tapi diam-diam terlepas