Teman-teman

Teman-temanku menanti,
betapa ironi, tersenyum suram.

Ke mana pergi istana ghaib
yang sepatutnya kita bina—

bibir mereka berkata,
bibir-bibir yang menua.

Jangan bimbang, teman-temanku,
layang-layang megah itu

masih melayah di angin musim bunga
masih bawa kita

ke tempat di mana tuaian bermula,
ke hari yang terang—

tempat di mana mata luka
membuka.

Friends
Eternal Enemies, 2008

terjemahan Karim Mohd

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com
Bacaan lain
Khuldi Adam