Tentang Berenang

Sungai-sungai negeri ini begitu merdu
bagai lagu para troubadour
dan matahari berat kembara ke barat
di atas kendera kuning sarkas.
Gereja-gereja desa kecil
memegang sunyi yang begitu nipis
dan purba bahkan desah nafas saja
akan mengoyakkannya.
Aku suka berenang di lautan yang sentiasa
berbicara dengan dirinya sendiri
dalam swara sang vagabond
yang tidak ingat lagi akan
berapa lama ia telah berada di jalanan.
Berenang tak ubah seperti doa:
tapak tangan tercantum dan terpisah
tercantum dan terpisah, tanpa hujung.

On Swimming
Without End, 2002

terjemahan Karim Mohd

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com