Dipo Negoro

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.

Kerikil Tajam & Yang Terampas dan Yang Putus, 1949
Pustaka Rakyat

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com
Bacaan lain
Catatan Perihal Puisi Plastik (1966)