Mendung Pagi

Pada menuju ufuk langit
sang matahari tengah bangkit
meskipun ia dibalut tebal kabus
serta mendung pagi;
lembut sinarannya
menyentuh-nyentuh gugusan bebiji padi
menyepuhkan emas kekuningan;
seminggu dua lagi pak tani
akan berdiri di batas-batas sawah
menadah berguni-guni rezekinya
dari mesin jentuai.

Aku pun dahulu
si anak anak sulung, lelaki
diasuh ayah menolongnya —
mengubah semaian, mencerut
dan memukul padi;
jari kelingking kiriku
tersabit luka berdarah
kini berparut; pun
masih terasa di bahuku
beban berat berguni-guni padi
kupikul punggah ke baluh.

Dari Dewan Beta, 2000
Pustaka Dewan Puisi

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com
Bacaan lain
Mayat