Telah kulontar setan tapi betapa berat melawan hawa napsu yang tak karuan lubangnya tak tentu dasarnya
Farida lalu mengatakan: akan memetik lagi. Dan dia hilang di antara kucupan-kucupan itu dan getaran-getaran. Dan dia berpacu kuda di tengah hujan.
Dunia gugup di sini. Aku kepak berat yang menyerahkan tubuh kupu-kupuku. Kau temukan garis-garis malam biru yang terpisah menunggu-menunggu.

Hampa

kepada sri

Udara bertuba. Setan bertempik. Ini sepi terus ada. Dan menanti.

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com