Ada sebutir telor tepat di tengah tempat tidurmu yang putih rapih.
Kau, tentu saja, terkejut ketika pulang malam-malam dan
melihatnya di situ. Barangkali itulah telor yang kadang hilang
kadang nampak di tangan tukang sulap yang kautonton sore tadi.
Barangkali telor itu sengaja ditaruh di situ oleh anak gadismu atau
istrimu atau ibumu agar bisa tenteram tidurmu di dalamnya.

Mata Pisau, 1982
Balai Pustaka

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com
Bacaan lain
Bahasa, Seperti Perasaan