Di sanalah bermula cetusan panca-inderamu, kemudian membiak ke seluruh liku pedalaman daerah yang lebih sulit dan dewasa
akulah penjaga segenap hutan akulah penyembuh setiap penyakit aku datang dari langit biru dengan jerat di leher aku terjun dari puncak bukit dengan tali di pinggang
Kulihat kebun ayahku terbakar oleh kemarau, perahu ayahku hanyut dibawa tengkujuh.
Masih saja tanah basah ini memberiku nafas, tapi mengapa ada yang diam-diam melucutkan kembangku dari lagu hujan, kemudian memaksaku membenamkan diri ke dalam kemarau?

Media Sosial

Follow Bilik Penyair on WordPress.com