Aku di sisimu, menggenggam sekepal tanah yang bakal bersatu dengan diriku.
Dua sungai darah yang bersatu telah membentuk sungai baru dalam tubuhmu, mengalirlah sungai itu dari titisan arwah Adam dan Hawa.
Bukankah di kebun itulah ayahmu menabur huruf kemudian Alif pun tertanam kejap dalam dirimu.
Seseekor pelaga dalam botol disuakan cermin ia menilik wajahnya sendiri sebagai lawan
Ya, tidakkah sekali kaungin mengenang dan memasukkan hujan-hujan itu ke dalam sajakmu?
berkatalah dengan lidah mariam yang mempertemukan kata dari kebun syurga